Minggu, 20 Mei 2012

HIDUP MENJAGA MARTABAT

Kehidupan sekarang ini sebenarnya merupakan daur ulang kehidupan masa lalu. Dalam ilmu sejarah, dikatakan bahwa sebenarnya sejarah manusia itu berulang, walaupun di sana-sini ada perubahan baru. Pada zaman sebelum Al Qur’an diturunkan di Mekkah kepada Rasulullah Muhammad SAW, orang-orang Quraisy memiliki kebiasaan berdagang antara Yaman dan Syam yang kota Mekkah dijadikan transitnya. Kehidupan berdagang kala itu bercirikan persaingan antar suku dan khafilah. Dalam kondisi seperti itu, logis kalau banyak orang mencari berbagai macam cara agar keselamatan dalam kehidupan berdagangnya terjaga. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yaitu:



1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, 2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. 3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). 4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy : 1-4)


Salah satu cara yang mereka tempuh adalah menuju sesembahan berupa berhala yang terbuat dari gundukan pasir atau batu. Mula-mula berhala itu dianggap hanya sekedar sebagai “perantara” permohonan kepada Tuhan, dan lama-kelamaan berubah menjadi benda-benda yang dipertuhankan. Saat itulah pada hakikatnya nalar masyarakat Arab waktu itu telah “mati” dan disebut zaman Jahiliyah atau zaman kebodohan. Dapat dikatakan pula, manusia Arab waktu itu telah jatuh martabatnya di depan berhala mereka. Menghadapi realitas seperti itu, Allah SWT tidak serta merta membiarkan hal ini terjadi terus-menerus. Maka, Allah SWT berkenan melenyapkan kebiasaan masyarakat Arab itu dengan menurunkan ajaran tauhid kepada Allah dan hanya beribadah kepada-Nya. Dengan demikian, derajat manusia kala itu berputar 180˚ yang menjadikan mereka menjadi makhluk ciptaan-Nya yang paling luhur dibanding makhluk yang lain di muka bumi ini.
Di zaman abad ke-21 Masehi ini, tampaknya “berhala-berhala” baru bermunculan di sana-sini. Kalau diamati, contoh berhala-berhala diantaranya yaitu Pertama, paham-paham atau isme-isme yang merupakan ciptaan manusia. Contohnya seperti materialisme (paham yang menekankan keunggulan faktor-faktor material di atas hal-hal yang bersifat spiritual), kapitalisme (paham yang menekankan peranan kapital/modal dalam memproduksi barang atau jasa), dan paham atau isme-isme yang lain.
Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya seperti teori (yang telah terbukti atau hipotesis), rumus (postulat, neraca, dan lain-lain), dan lain sebagainya. Ketiga, aktivitas globalisasi. Perwujudan globalisasi menjurus pada perjuangan kepentingan yang bertopeng humanisme (semacam hak asasi manusia / HAM, kelestarian lingkungan hidup, etika global) dalam tampilan hegemoni ekonomi dan imperialisme terselubung.
Dalam berhala-berhala baru di atas, masalah Tuhan dan agama hanya dianggap sebagai faktor pinggiran, bukan faktor pusat dan faktor penentu. Agama Islam tegas menyatakan keyakinan tauhid adalah faktor penjaga martabat manusia dari godaan dan gangguan dari berhala-berhala.


Oleh : M. Damami
Editor : Syamsi

Jika anda menyukai artikel ini, silahkan di link balik dengan menyertakan link berikut di situs anda . Terima kasih.


2 komentar:

marvine mengatakan...

subhanallah..Ijin share ya.
salam :)

toko buku islam mengatakan...

Karena itulah wajib setiap muslim untuk mempelajari islam lebih mendalam. Agar tak tersesat pada pemikian yang menyimpang.

Posting Komentar

Tutur Kata Cerminan Pribadi Anda

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons