Rabu, 29 Juni 2011

Ketika Dalil Saja Tidak Cukup

Bismillah...

Gaya dan cara berpikir manusia semakin hari semakin berkembang dengan pesat. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya lahir teknologi-teknologi baru hasil olah pikiran manusia. Ketika masih di bangku kuliah dulu saya belajar tentang mata kuliah IAD (Ilmu Kealaman Dasar), saya belajar tentang perkembangan kehidupan manusia mulai dari zaman purba, abad pertengahan sampai abad modern yang sekarang dimana di setiap tingkatan zaman itu didasarkan pada kemampuan manusia dalam berpikir. Kita lihat ketika zaman purba manusia hanya hidup bergantung dengan alam, apa yang ada maka itulah yang dimakan dan gunakan untuk hidup. Kemudian berkembang lagi pada abad pertengahan dimana manusia sudah mulai bisa berpikir tentang asal usul mereka dan benda disekitarnya. Dan pada abad modern barulah lahir manusia-manusia kritis, dimana mereka berpikir tentang sesuatu, menyimpulkan dan lalu membuat.

Baiklah, itu hanya teori pembuka, sekedar gambaran betapa zaman semakin berubah menanjak drastis dan pemikiran manusia yang sudah semakin kritis. Lalu sebagai seorang aktivis dakwah, adalah tugas kita mengikuti setiap perkembangan zaman untuk kemudian disesuaikan dengan gaya dan metode dakwah yang akan disampaikan kepada para objek dakwah.

Dan bicara tentang metode dakwah sekarang ini, maka berdasar pengalaman saya bisa pastikan bahwa penyampaian sesuatu pada umat tidak cukup hanya sekedar dalil dan vonis haram dan halal. Kenapa demikian? Karena seperti di awal, pemikiran manusia semakin hari akan mengalami peningkatan yang signifikan, mereka tidak akan bisa lagi menerima sesuatu jika tidak berdasar pada argumentasi, logika, dan realita. Tapi hal seperti ini mungkin hanya akan mengena pada kaum muda, sedangkan kaum tua rata-rata kemampuan kritisinya sudah berkurang dan mereka lebih ingin menerima sesuatu dengan cara mudah. Maka ketika berceramah, sangat berbeda antara objek dakwah yang tua dan masih muda. Kaum tua pasti tidak akan banyak bertanya, jika memang sudah halal dan haram, dan ditambah dalil, maka itu sudah cukup. Tapi tidak bagi yang muda, pemikiran mereka yang sangat kritis membuatnya tidak bisa dengan mudah menerima hal yang demikian.

Beberapa waktu lalu saya sempat ditanya oleh seorang ABG tentang kenapa dalam Islam tidak boleh pacaran? Bayangkan jika saya hanya menjawab, karena itu dilarang agama, pacaran boleh tapi bila sudah menikah. Pacaran itu sudah mendekati zina, bla..bla. Bagi saya pribadi, itu adalah jawaban klasik, dan tentu tidak mudah membuat si ABG ini begitu saja menerima alasannya. Karena itu kemudian, saya memberikan beberapa jawaban cukup panjang dan dari berbagai sudut, mulai dari psikologis, baru dalil serta argumentasinya. Dan alhamdulillah (Insya Allah), jawaban itu ternyata cukup efektif, setidaknya memancing pikiran sadarnya untuk memahami lalu mau menerimanya.

Lalu kenapa dalil saja tidak cukup? Apakah kekuatan alqur’an dan as sunnah sudah berkurang untuk menjadi aturan terikat bagi seorang muslim? Tentu saja tidak, tetapi yang benar adalah bagaimana cara kita sebagai seorang penyeru dakwah, mencoba untuk lebih membumikan pesan-pesan Allah dan RasulNya kepada manusia yang lain.

Jika membandingkan dengan zaman Rasulullah dan para sahabat jelas sangat jauh beda, dimana mereka ketika hukum Allah datang tidak banyak pertanyaan yang datang, sami’na wa atho’na. Dan pula zaman Rasulullah dan para sahabat, atmosfer keislamannya memang snagat kental, tetapi sekarang semua berbeda karena umat muslim sudah banyak terkontaminasi oleh pemikiran barat sehingga untuk menerima pesan-pesan Allah perlu faktor pendukung, bukan sekedar hanya dalil.. Maka sudah menjadi tugas kita sebagai aktivis dakwah semakin sering menambah pengetahuan dan wawasan tentang berbagai hal, tidak hanya berkisar tentang agama saja, tapi juga yang lain. Ini penting sebagai bekal kita agar apa yang disampaikan bukan sesuatu yang monoton dan membosankan sehingga sulit bagi orang lain untuk menerimanya. Ajak para objek dakwah kita juga berpikir, bukan berpikir seperti kita, tapi berpikir secara umum dan melibatkan lingkungan di sekitarnya sehingga dia bisa menemukan sendiri tentang kebenarannya.

Wallahualam bish shawab.
-sebutir pasir-

Mabit Akademik




Pelatihan Bekam





Kajian Islam Intensif 1







Welcome Party Generasi Ulul Albaab 2011/2012

Rangkaian kegiatan open rec. LDJ Ulul albaab terus berlangsung. kali ini adalah penyambutan para pengurus baru ulul albaab yang dikemas dalam acara welcome party.

Hampir semua dari pengurus baru hadir dalam acara tersebut. dalam acara tersebut juga disampaikan sedikit taujih mengenai motivasi dakwah oleh Akhmad Kadiq eks dirut BPM JMMI.

Screening Pengurus FUSI Ulul Albaab

18 Juni 2011, LDJ Ulul Albaab Teknik Fisika telah mengadakan screening untuk calon pengurus baru. Sebanyak 23 calon peserta screening (ikhwan akhwat) mengikuti proses screening dengan sangat antusias yang dilaksanakan oleh BPH baru yaitu akh Fauzan dkk.
Para peserta mengaku ingin bergabung ke LDJ karena mereka ingin menambah pengalaman spiritual mereka dan ingin melanjutkan tugas dakwah Rasul SAW.
Kegiatan yang berlangsung selama setengah hari di masjid manarul ilmi itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan oprec generasi baru ulul albaab yang akan menjadi saksi lahirnya kader dakwah di Teknik Fisika ITS.


Senin, 27 Juni 2011

Keteladanan

sedikit kisah mengenai keteladanan....
silahkan dicermati

Keteladanan (uswahqudwah) barangkali merupakan salah satu barang berharga yang makin langka bagi umat saat ini. Setelah Rasulullah saw. yang dinyatakan sebagai teladan terbaik (uswah hasanah), disusul generasi para Sahabat yang disebut Baginda Nabi saw. laksana bintang-gemintang (ka an-nujûm), disusul lagi oleh generasi tâbi’în dan kemudian generasitâbi’ at-tabi’în yang masih masuk dalam kategori generasi terbaik (khayr qûrûn), generasi umat saat ini semakin kehilangan orang-orang yang layak diteladani. Ulama memang bejibun. Para ustad begitu melimpah. Para da’i dan mubalig makin lama makin tak terhitung. Namun, tentu tidak semua ulama, ustad, da’i dan mubalig sukses menjadi teladan bagi umatnya; baik dalam hal kualitas keimanan, ketakwaan, akhlakul karimah, kezuhudan, kewaraan, ketawadukan maupun dalam ketekunannya dalam ibadah; dalam keikhlasan, kesungguhan, kesabaran, ketabahan maupun dalam keistiqamahannya di medan dakwah; dalam hal tilawah al-Quran, salat berjamaah, salat malam, bersedekah maupun dalam menolong sesama; dalam hal berkata benar, menepati janji maupun menjaga amanah; dalam hal menghormati yang lebih tua, menghargai yang lebih muda, senantiasa berbaik sangka maupun dalam menjauhi buruk sangka; dll.
Padahal tidak diragukan lagi, para ulama, ustad, da’i dan mubaliglah yang paling banyak dan paling sering bicara tentang semua itu. Ya, umat sering menyaksikan semua itu meluncur dari mulut-mulut mereka, tetapi tidak selalu semua itu tercermin dalam perilaku mereka. Tidak jarang, ada ulama, ustad, da’i dan mubalig meminta agar jamaahnya selalu taat kepada Allah, ikhlas dan sabar dalam menghadapi ujian hidup. Namun, mereka sendiri acapkali berharap ’amplop’ habis ceramah, dan ’lemas’ saat yang ia terima ternyata tak seberapa. Istri dan anak gadis mereka pun tidak menutup aurat yang berarti tidak taat kepada Allah Swt. Mereka juga tidak jarang berkeluh-kesah dalam menghadapi kesulitan hidup.
Di antara mereka ada yang sering mendorong mad-û-nya agar selalu hidup wara’ dan zuhud. Namun, mereka sendiri cenderung ’cinta dunia’ dan menganggap enteng dosa. Mereka sering menganjurkan para mustami’-nya agar banyak bersedekah. Namun, mereka sendiri selalu berharap diberi sedekah, karena merasa sebagai pejuang di jalan Allah Swt. Tidak jarang pula, mereka memotivasi jamaahnya agar sering shalat malam, banyak membaca al-Quran dan melakukan ibadah-ibadah sunnah. Namun, mereka sendiri shalat subuhnya sering terlambat, baca al-Qurannya jarang-jarang dan ibadah-ibadah wajibnya pun sering terlalaikan.
Walhasil, memang banyak di antara mereka yang sukses menjadi orator, motivator atau tutor. Namun, banyak pula yang kemudian gagal menjadi inspirator, motor dan terutama teladan yang bisa menggerakkan umat agar menjadi yang terbaik (khayr ummah).
Terkait dengan semua ini, hendaknya setiap diri pengemban dakwah takut dengan celaan dan ancaman Allah Swt. (yang artinya): Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan? Amat besar kebencian di sisi Allah karena kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan! (QS ash-Shaff [61]: 2-3).
*****
Dalam kitabnya, Haml ad-Da’wah Wâjibât wa Shifât, Mahmud A. Lathif Uwaidhah menegaskan pentingnya keteladanan dan contoh (qudwah wa al-mitsâl) dari para pengemban dakwah. Mereka harus menjadi ’Islam yang berjalan’. Mereka haruslah menjadi pionir yang senantiasa berbicara dengan bahasa Islam, berperilaku dengan perilaku Islam, dan berakhlak dengan akhlak Islam. Meski semua itu sebetulnya harus direpresentasikan oleh kaum Muslim secara umum, pada diri para pengemban dakwah semua itu harusnya lebih dominan dan menonjol; bukan sama, apalagi lebih buruk keadaannya daripada kaum Muslim secara umum. Sebab, jika demikian tentu mereka tak pantas disebut pendakwah. Mereka malah lebih layak untuk didakwahi.
Seorang guru idealnya lebih pintar daripada muridnya. Seorang pimpinan harusnya lebih memiliki keunggulan atas yang dipimpinnya. Seorang komandan sejatinya memiliki kelebihan ilmu dan pengalaman daripada bawahannya. Seorang ulama, ustad, da’i atau mubalig idealnya tentu lebih beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.; lebih berilmu dan lebih banyak amal salihnya; lebih ikhlas dan sabar; lebih banyak bersedekah dan berkorban; lebih amanah, jujur dan menepati janji; lebih banyak membaca al-Quran dan menunaikan ibadah-ibadah sunnah, dll; dibandingkan dengan obyek dakwahnya. Itulah yang selalu tercermin dalam diri Baginda Rasulullah saw., para Sahabat ra., dan generasi shalafush-shalih terdahulu. Perilaku mereka selalu merupakan perwujudan dari seruan dakwah mereka. Tindakan mereka tak pernah mendustakan ucapan mereka; selalu seiring dan sejalan. Sebab, mereka tentu sangat memahami, bahwa berdusta adalah dosa dan merupakan salah satu sifat orang munafik. Mereka sangat malu dan takut dengan sindiran sekaligus ancaman Allah Swt. (yang artinya): Mengapa kalian menyuruh manusia berbuat kebaikan, tetapi kalian melupakan diri kalian sendiri, padahal kalian membaca al-Kitab? Tidakkah kalian berakal? (QS al-Baqarah [2]: 44).
Mengutip Ibn Abbas dan Ibn Juraih, dalam kitab tafsirnya, Imam al-Qurthubi menyatakan, ayat ini terkait dengan perilaku para ulama Yahudi di Madinah. Mereka menyuruh umatnya untuk mengikuti mereka dalam mengamalkan Taurat, tetapi mereka sendiri mengingkarinya, terutama ketika mereka mengingkari sifat-sifat Muhammad saw. yang digambarkan dalam Taurat itu. Mereka selalu mendorong umatnya untuk senantiasa menaati Allah Swt., namun mereka sendiri sering terjatuh ke dalam kemaksiatan kepada-Nya. Mereka pun sering memerintahkan umatnya bersedekah, tetapi mereka sendiri sangat bakhil terhadap harta. Terkait dengan perilaku demikian, Abu Umamah menuturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda,“Sesungguhnya orang-orang yang biasa menyuruh manusia berbuat baik, tetapi mereka melupakan diri mereka sendiri (tidak melakukannya), akan dilemparkan ke dalam Neraka Jahanam.Mereka lalu ditanya, ’Siapa kalian?’ Mereka menjawab, ’Kami adalah orang-orang yang saat di dunia banyak menyuruh manusia berbuat baik, tetapi kami sendiri tidak melakukannya.’” (Al-Qurthubi, Tafsîr al-Qurthubi, I/365).(dari berbagai sumber)

oleh : Ahmad syukron

Jumat, 24 Juni 2011

Ta'aruf with Ulul Albaab Teknik Fisika

Download ppt Profil FUSI Ulul Albaab di sini.

Alhamdulillah, Tiga Pengurus Ulul Albaab Lolos PIMNAS XXIV

Perhelatan akbar keilmiahan perguruan tinggi se-Indonesia akan segera dimulai. Persaingan karya ilmiah yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa atau yang biasa dikenal dengan PKM akan diselenggarakan pada event PIMNAS di Universitas Hasannuddin, Makasar tepatnya pada tanggal 18 s/d 23 Juli Mendatang. Ulul Albaab sebagai salah satu kelembagaan yang ada di Jurusan Teknik Fisika ITS Surabaya patut berbangga hati. Pasalnya tiga pengurus harian dari Ulul Albaab lolos mewakili ITS untuk berkiprah pada event akbar tahunan yang diselenggarakan oleh Dirjen DIKTI. Mereka adalah Ahmad Fauzan 'Adziimaa (Ketua Umum Ulul Albaab). M. Dasuki Zailani (Kadept Syiar), dan Faizal Maulana (Koordinator DPP Ulul Albaab). Mereka akan memperjuangkan PKM Penelitian mereka yang berjudul "Pengkajian Neraca Energi Pada Magnet Permanen dan Formulasi Energi Meka Magnetik".

Semoga para pengurus Ulul Albaab tersebut dapat meraih hasil yang terbaik di PIMNAS XXIV sehingga dapat memberikan citra yang baik bagi keberlangsugan dakwah islam di jurusan Teknik Fisika.

Open Recruitmen Mentor 2011/2012

Marketing Dakwah

Materi Power Point Marketing Dakwah dapat di unduh di sini.

Ulul Albaab 2011/2012

Nama Pengurus

No Jabatan Nama NRP
1 Ketua Umum  : Ahmad Fauzan 'Adziimaa 2409100028
2 Wakil Ketua : Amar Muhammad 2409100026
3 Bendahara : Tatik Farihah 2409100062
       
Departemen Pengembangan Sumber Daya Umat  
4 Kepala Departemen : Bangkit Dwijo Saputro 2409100080
5 Kordinator Putri Dept. : Kholifatul Aniswatin 2409100007
6 Staf  Wisnu Rozaq 2410100103
7   Eko Nur Wandria 2410100061
8   Ahmad Asrori 2410100004
9   Hanang Rizki Ersa Fardana 2410100074
10   Dedy Irawan 2410030062
11   Esti Ratnasari 2410100086
12   Maghfirotul Izzah 2410100042
Departemen Syiar    
13 Kepala Departemen : Muhammad Dasuki Zailani 2409100098
14 Kordinator Putri Dept. : Luluk Kristianingsih 2409100072
15 Staf M. Hafiez Yuda 2410100075
16   Achmadi 2410100085
17   Muhyiddin Azmi 2410100060
18   Zohan Nur Muchlis 2410100051
19   Daniel Fathur Rizal 2410030053
20   Irana Eka Putri 2410100010
21   Rizki Amelia 2410100082
Departemen Humas Media    
22 Kepala Departemen : Dimas Prasetyo Oetomo 2409100046
23 Wakil Kepala : Nibras Fitrah Yayienda 2409100049
24 Staf Ahmad Baiquni Anwar 2410030048
25   Muh. Nur Syamsi 2410100029
26   Nurrohman Herdifirmana 2410100078
27   Arief Rachmat Hermawan 2409030034
28   Ainun Mufarrikha 2410100073
29   Bibit Lestari 2410100058
30 Staf Ahli Ahmad Syukron 2409100063
Departemen Keputrian    
31 Kepala Departemen : Rizki Amalia F K 2409100095
32 Wakil Kepala : Sustia Agustini  2409100047
33 Staf Nailil Dahliyah 2410100046
34   Amalia Hasyyati 2410100039
35   Ika Puspita 2410100098

Arahan Kerja Ulul Albaab 2011/2012

Visi 2010-2011
Mewujudkan FUSI Ulul Albaab sebagai Lembaga Dakwah yang Ramah, Bersahaja, dan Profesional melalui Penguatan Organisasi, Kaderisasi, dan Pencitraan di Teknik Fisika ITS Surabaya

Misi Kepengurusan FUSI UA 2011-2012
  1. Memberikan Warna Ke-Islaman di Lingkungan Teknik Fisika ITS
  2. Mengelola Organisasi Berbasis Ke-Islaman dan Keprofesionalitasan
  3. Mencetak Kader Militan, Tangguh, dan Unggul
  4. Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah dalam Nuansa Kekeluargaan dan Keakraban 
  5. Membangun Networking yang Kuat dan Berkelanjutan 

Struktur Lembaga FUSI Ulul Albaab 2011/2012 


Arahan Kerja Kelembagan 

1. Wakil Ketua
  • Sebagai pelaksana tugas ketua umum, jika ketua umum berhalangan
  • Mengatur koordinasi dan sinkronisasi departemen dalam kelembagaan, termasuk dalam pembuatan time schedule program dakwah lembaga
  • Sebagai pengatur alur informasi semua aktifitas organisasi
  • Melayani kepentingan administrasi serta pengelolaan seluruh berkas-berkas keseharian lembaga
  • Melakukan fungsi kontrol kegiatan tiap departemen agar esensi kegiatan dipahami internal pengurus
  • Menerima dan meminta laporan dari setiap kepanitiaan juga laporan pertanggungjawaban dari setiap Departemen 
  • Mengarsipkan hasil-hasil rapat departemen maupun kepanitiaan berupa notulensi dan catatan penting
2. Bendahara Lembaga 
  • Mengelola keuangan lembaga
  • Melaporkan keuangan lembaga secara berkala kepada ketua umum
  • Mengontrol cashflow termasuk SPJ kegiatan kelembagaan
  • Mengontrol aliran dana untuk/dari departemen
  • Mengusahakan dana tambahan untuk Lembaga 
  • Penggerak jiwa wirausaha pengurus
3. Departemen Pengembangan Sumber Daya Umat (PSDU) 
  • Bertanggung jawab untuk melayani dan mengelola sumber daya umat agar memiliki kompetensi yang telah ditargetkan
  • Bertanggung jawab dalam pelaksanaan dan semua kebijakan yang terkait dengan mentoring (baik wajib maupun lanjutan)
  • Mengadakan kegiatan pelatihan dasar keislaman dan pembekalan dakwah kampus secara sistematis, terpadu dan berkesinambungan.
  • Bertugas untuk menyusun dan melaksanakan pola kaderisasi terbatas pengurus dan program kaderisasi umum untuk non pengurus
  • Mengumpulkan data SDM dari mahasiswa baru.
  • Mengadakan kegiatan-kegiatan untuk peningkatan pemahaman tsaqofah keislaman  aktivis FUSI UA. 
  • Membantu wakil ketua dalam penanganan mentoring wajib maupun mentoring lanjutan
 4. Departemen Syiar
  • Bertanggung jawab untuk menyebarkan fikroh Islam (nasyul fikroh) di Teknik Fisika pada khususnya dan ITS pada umumnya
    Melaksanakan syiar akademik
  • Bertanggung jawab atas sosialisasi, persuasi, dan implementasi nilai-nilai ajaran Islam di Teknik Fisika
  • Mengadakan kegiatan Peringatan Hari Besar Keislaman.
  • Mewacanakan dan mempropagandakan tulisan maupun gambar islami bekerjasama dengan media
  • Mengadakan kegiatan untuk maha-siswa baru dalam rangka persepsi yang baik terhadap Islam.
  • Menangani kajian keislaman atau seminar yang temanya lebih bersifat umum dan kontemporer yang dikemas dalam wawasan, pengetahuan serta solusi Islam secara berkala
  • Mengupdate dan merapikan database pembicara sehingga menjadi rujukan pembicara  baik dari internal maupun eksternal.
5. Departemen Humas Media

  • Mengoptimalkan mading, website, buletin sebagai sarana informasi dan pencitraan utama lembaga
  •  Meningkatkan ghirah dan kemampuan kader dalam bidang kepenulisan
  • Menjaring ustadz/pembicara untuk menjadi penulis tetap
  • Menjaring penulis mahasiswa untuk ikut meramaikan website, mading, selebaran
  • Mempublikasikan himbauan dan hasil kajian yang sedang berkembang di lingkungan kampus teknik fisika ITS 
  • Perkuat dan perluas jaringan dengan LDJ lain serta alumni da kemasyarakatan
  • Mengadakan forum kepenulisan dan isu yang sedang berkembang di dunia Islam dan masyarakat internal FUSI UA dan mempublikasikan hasilnya. 
  • Memblow up isu dan berita daerah, nasional, maupun internasional melalui blog FUSI UA
  6. Departemen Keputrian
  • Melakukan pembinaan, pemberdayaan, dan penjagaan motivasi untuk kader-kader putri serta mengoordinasikan SDU putri dalam kelembagaan
  • Mengadakan kegiatan-kegiatan keputrian
  • Membina kerja sama dan komunikasi dengan departemen keputrian di lembaga dakwah jurusan lain  
  • Berperan aktif dalam Forum Silaturahmi Keputrian LDJ (FSKLDJ) di ITS 




    Qiyamul Lail, Sekolah Aktivis Dakwah

    Sungguh aneh bin ajaib, seseorang menyandang predikat aktivis Islam, tapi tidak pernah mengerjakan qiyamul lail. Bagaimana ini bisa terjadi?
    Qiyamul lail itu kebutuhan utama setiap orang Muslim. Apalagi, bagi aktivis Islam dan pengemban amanah agama yang berat; dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, jihad, dan menyuarakan kebenaran. Bukankah Allah Ta’ala berfirman di Al-Qur’an,

    “Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu) seperduanya atau kurangi dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzzamil: 14).

                Kenapa ada perintah seperti itu? Pertanyaan ini dijawab Al-Qur’an,

    “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan berat.” (Al-Muzzammil: 5).

    Kami (Allah) akan berikan kepadamu amanah yang sulit, beban berat, dan perintah-perintah yang membutuhkan tekad kuat dan semangat tinggi. Itulah amanah yang ditolak langit dan bumi, sebab merasa tidak mampu mengembannya, lalu dibebankan di pundak manusia. Siapa sih yang mampu mengerjakan tugas-tugas dakwah, tarbiyah, amar ma’ruf nahi munkar, dan jihad, tanpa bekal yang bisa ia gunakan dalam perjalanannya menuju Allah Ta’ala? Tanpa bekal, perjalanannya terhenti di separoh perjalanan dan ia mati di tempat-tempat bahaya, sebelum tiba di tempat tujuan.
    Sekolah qiyamul lail adalah sekolah paling agung, tempat orang Muslim men-tarbiyah dirinya, terkenal dengan Tuhannya, memahami seluruh makna nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Qiyamul lail sekolah untuk belajar khusyuk, tunduk, merendahkan diri dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Karena itu, qiyamul lail masuk dalam seluruh syariat, tanpa pengecualian.
    Ketahuilah wahai aktivis Islam, bahwa ketundukan Anda pada malam hari adalah kunci kebesaran Anda di siang hari, sujud Anda pada malam hari adalah jalan kemuliaan Anda pada siang hari, senjata kemenangan Anda atas musuh-musuh Anda, rahasia kesuksesan Anda di dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, dan jihad Anda.
    Sulaiman Al-Halbi mengerjakan qiyamul lail sebulan penuh di Masjid Al-Azhar, sebelum membunuh Cliber. Ketika mengerjakan qiyamul lail, Sulaiman Al-Halbi berdoa kepada Allah Ta’ala dengan khusyuk, agar Dia memberinya kemudahan dalam membunuh musuh-Nya, Cliber. Ketika itu, Sulaiman Al-Halbi hanya punya senjata satu pisau, tidak lebih dari itu. Allah Ta’ala memberi kemudahan kepadanya. Ia dapat membunuh Cliber, komandan perang Perancis terkenal kedua setelah Napoleon dan koman dan invasi Perancis ketika itu. Selain Cliber, banyak tentara Perancis yang terluka, termasuk aktor invasi Peracis. Itu semua dilakukan satu pahlawan Islam, di markas pasukan Perancis.
    Sedang Shalahuddin Al-Ayyubi, dengan instingnya yang Islami dan sensitif, serta pemahamannya mendalam tentang Islam, ia tahu bahwa qiyamul lail itu kunci utama kemenangan atas musuh. Ia tahu qiyamul lail adalah senjata ampuh di perang dan tidak punya tandingannya pada musuh. Karena itu, jika ia berjalan melewati kemah anak buahnya pada malam hari dan melihat tidak ada yang mengerjakan qiyamul lail di dalamnya, maka ia membangunkan mereka dan memarahi mereka, dengan berkata, “Saya khawatir kita diserang musuh malam ini dari kemah ini.” Ini pemahaman tinggi tentang Islam yang agung. Shalahuddin Al-Ayyubi menganggap tidak qiyamul lail sebagai celah, yang lebih berbahaya dari celah di benteng dan musuh bisa menyerang dari celah tersebut.
    Semoga Allah Ta’ala merahmatimu, wahai Khalid! Betul, kaum Muslimin tidak menang atas musuh mereka dengan senjata dan pasukan banyak. Namun, dengan agama ini, di mana mereka atas musuh dengan ketaatan mereka kepada-Nya dan kemaksiatan musuh mereka. Kunci kemenangan itu terletak di tunduk dan khusyuk kepada Allah Ta’ala.
    Sejak permulaan jihad hingga bertemu Allah Ta’ala, Khalid dan rekan-rekannya mengerjakan qiyamul lail dan berpuasa di siang hari. Mereka mengerjakan qiyamul lail berjam-jam dan membaca banyak surat Al-Qur’an ketika mengerjakan qiyamul lail. Seorang dari mereka suaranya merdu ketika membaca Al-Qur’an. Ia menangis dan membuat yang lain menangis. Mereka semua teladan dalam hal qiyamul lail, puasa, dan ibadah-ibadah lain, bagi siapa saja yang kenal mereka. Siapa pun yang pernah berinteraksi dengan mereka saat itu berkomentar, “Khalid dan rekan-rekannya seperti para malaikat dalam wujud manusia.” Karena saking banyaknya ibadah dan ketinggian spiritual mereka, maka mereka seperti mendaki ke langit, sementara mereka berada di bumi. Barangkali, ini dan sebab-sebab lain kunci sukses salah satu operasi jihad di abad ini. Allah Ta’ala menjadikan mereka diterima manusia di bumi. Siapa pun mencintai Khalid dan rekan-rekannya. Bahkan, musuh-musuh harakah (gerakan) Islam menghormati Khalid dan rekan-rekannya. Mereka merasakan bahwa Khalid dan rekan-rekannya adalah karunia Allah Ta’ala untuk mereka.
    Seorang ulama aktivis Islam, sesuai penglihatanku dan penglihatan aktivis lainnya, tidak pernah meninggalkan qiyamul lail satu malam pun. Setiap malam, ia mengerjakan qiyamul lail sebanyak sebelas raka’at dan meng-khatam-kan Al-Qur’an. Ia tingkatkan frekwensi ibadahnya ini pada bulan Ramadhan. Padahal, ia lanjut usia, menderita diabetis, dan lain-lain. Kita, kaum muda, menderita diabetis, dan lain-lain. Kita, kaum muda, kelelahan jika shalat di belakangnya. Itulah yang terjadi, kendati kita saat itu akan masuk rumah sakit selama beberapa hari. Ikhwah aktivis Islam yang pernah tinggal satu rumah dengannya tidak sanggup mengerjakan qiyamul lail setiap malam. Pada suatu hari, setelah ulama itu keluar dari penjara, saya berkata, “Menurut hemat saya, penyebab paling penting selamatnya ulama ini ialah ia rajin mengerjakan qiyamul lail dan berpuasa di siang hari. Padahal, ia sudah berkali-kali dilarang dokter untuk berpuasa dan mengalami kehausan yang laur biasa akibat penyakit diabetis.”
    Saya berkata lagi, “Barangkali, kunci rahasia kekuatan ulama itu dalam melawan kebatilan, kemampuannya menanggung penderitaan dan siksa, padahal ia berusia lebih dari lima puluh tahun, matanya buta, dan menderita banyak penyakit, ialah ia rajin mengerjakan qiyamul lail menguatkan hati, menumbuhkan semangat tinggi, dan ketinggian di jiwa. Kadang, Anda melihat seseorang lemah dan kurus, tapi ia punya tekad yang bisa meruntuhkan gunung dan menjebol tembok. Ia punya semangat seperti itu, karena selalu tunduk kepada Allah Ta’ala, khusyuk, dan takut kepada-Nya saja.”
                Setiap aktivis Islam harus menghayati sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam,

    “ Penyejuk matamu diletakkan di shalat.” (Diriwayatkan An-Nasai, Ahmad, dan     Al-Hakim).

                Seorang generasi salaf berkata, “ Aku senang jika malam datang. Sebab, hidupku terasa hikmat dengannya dan mataku terhibur dengannya, sebab dapat bermunajat kepada Dzat, yang aku sangat suka mengabdi dan tunduk di depan-nya,”
                Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu membagi malamnya menjadi tiga bagian: untuk dirinya, istri, dan putrinya. Hingga ketiganya bisa mengerjakan qiyamul lail. Qiyamul lail itu hiburan setiap aktivis Islam ketika ia pun banyak masalah dan kendala, atau mendapatkan penentangan, atau menerima musibah, atau ditangkap musuh. Dengan qiyamul lail, ia dapat berdiri di depan tuhannya dan pemiliknya, yang punya segala sesuatu dan jika menghendaki sesuatu, maka cukup berfirman, “Jadilah,” maka sesuatu itu menjadi ada. Ya, ia dapat berdiri di depan Allah Ta’ala, berdoa dan berharap kepada-Nya, mengadukan segala kesedian dan kegalauan kepada-Nya, minta pertolongan dan perlindungan kepada-Nya. Lalu, munajat ini menghilangkan seluruh duka dan kesediannya. Bagaimana tidak, wong ia melimpahkan urusannya kepada pemilik kerajaan, langit, dan bumi?
                Setiap aktivis Islam harus tahu bahwa kekhusyukan dan ketundukannya kepada Allah Ta’ala pada malam hari itu membuka pintu segala urusan dan hati. Juga penyebab terpenting ia diterima di bumi, lalu banyak orang dapatkan petunjuk, hanya dengan sebab sepele dan sederhana. Terkadang, pada waktu tertentu, hal itu terjadi tanpa sebab. Siapa memaksimalkan waktu malamnya, ia dilindungi di siang harinya. Dan, siapa memaksimalkan waktu siang, ia dijaga pada malam hari.
                Akhi, aktivis Islam, qiyamul lail itu sekolah paling bonafide, yang akan mengajari Anda berhati tipis, mentarbiyah mata Anda mengucurkan airmata taubat, ke khusyukan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Juga memberi Anda spirit baru untuk beramal demi Islam dan bekal agung, yaitu tawakkal kepada-Nya. Juga memberi Anda keberanian melawan musuh-musuh Islam. Qiyamul lail membuat hati Anda kuat dan subur dengan imam. Hati adalah raja organ tubuh dan organ tubuh adalah pasukan. Jika raja baik dan kuat, maka pasukannya kuat dan menang. Begitu juga sebaliknya. Manusia berjalan kepada Allah Ta’ala dengan hatinya, bukan dengan organ tubuhnya, seperti dikatakan ulama.
                Sebagian orang berkata, “Saya sibuk menangani banyak agenda amal Islam dan tidak ada waktu lagi untuk mengerjakan qiyamul lail.” Untuk mereka, saya katakan kalian harus tahu dua hal berikut:
    1. Qiyamul lail adalah amal untuk Islam. Bahwa, amal utama dan kebutuhanya. Qiyamul lail itu salah satu sarana penyiapan senjata secara efektif untuk gerakan dakwah dan negara Islam.
    2. Setiap aktivis harus mengerjakan qiyamul lail, kendati hanya beberapa raka’at. Jika ia punya waktu luang dan badannya sehat, ia mengerjakanya lebih lama, dengan membaca satu juz Al-Quran, misalnya, dan banyak berdoa ketika sujud, serta membaca  dzikir-dzikir lainnya.
    Jika ia tidak punya waktu memadahi, atau badannya kurang fit, ia mengerjakan qiyamul lail beberapa raka’at, atau mengerjakan sebelas raka’at, tapi bacaan setiap raka’atnya tidak panjang. Sedangkan ia tidak mengerjakan qiyamul lail terus-menerus atau disebagian besar malamnya, maka ini tidak benar.
    Aktivis Islam harus tahu bahwa jika seluruh kader dakwa mengerjakan qiyamul lail secara rutin saat senang, susah, sibuk, dan malas, maka gerakan dakwa punya prestasi besar, mengerjakan salah satu aktivitas Islam yang agung, dan bisa jadi amal itu lebih agung dari pada amal-amal lainya.
    Saya ingatkan, bahwa mengerjakan dua hal sekaligus, yaitu beramal untuk Islam dengan serius dan mengerjakan qiyamul lail secara intens, itu membutukan semangat baja dan perasaan kuat dari setiap aktivis Islam bahwa itu urgen. Setiap aktivis harus ingat perkataan Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu, “Jika aku tidur malam hari, maka itu berarti aku menyia-nyiakan diriku. Dan, jika aku tidur siang hari, maka berarti aku menelantarkan rakyatku.” Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu dikenal rajin mengerjakan qiyamul lail dengan maksimal, padahal ia orang super sibuk, sebab penguasa dunia ketika itu. Karena besarnya perhatian Umar bin khaththab Radhiyallahu Anhu kepada qiyamul lail maka banyak sahabat dan tabi’in ingin menirunya dan menanyakan qiyamul lail setelan ia meninggal dunia. Bahkan, ada salah seorang sahabat menikahi salah satu mantan istri Umar bin Khaththab Radiyallahu Anhu, hanya karena ingin tahu sejauh mana qiyamul lial-nya Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu, lalu ia bisa menirunya.
    Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, yang merupakan khalifah kaum Muslimin dan penguasa dunia pada zamannya biasa meng-khatam-kan Al-Qur’an dalam tempo satu malam.
    Abdullah bin Az-Zubair Radhiyallahu Anhu juga seperti itu, kendati tugasnya banyak belum dan sesudah menjadi pemimpin. Ibunya, Asma’ Radhiyallahu Anha, berkata, “Abdullah bin Az-Zubair rajin mengerjakan qiyamul lail, berpuasa di siang hari, dan dijuluki merpati masjid.
    Kenapa kita pergi jauh-jauh? Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam super sibuk mengurus umat beliau, berjihad melawan musuh-musuh Islam sepanjang hidup, bekerja, berdakwah, mengajari umat, dan men tarbiyah para sahabat. Kendati demikian. Beliau tetap mengerjakan qiyamul lail sebelas atau tiga belas raka’at. Jika beliau sakit atau punya kendala, beliau mengerjakan pada siang hari.
    Aktivis Islam, dai, pelaku gerakan amar ma’ruf nahi munkar, dan mujahid harus meneladani guru dan komandan agung mereka, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
    Kesimpulannya, qiyamul lail itu pohon besar dan daunnya rimbun. Pohon tersebut menaungi hati dan tubuh sekaligus, serta selalu berbuah atas izin Allah Ta’ala.

     
    Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons