Jumat, 24 Juni 2011

Qiyamul Lail, Sekolah Aktivis Dakwah

Sungguh aneh bin ajaib, seseorang menyandang predikat aktivis Islam, tapi tidak pernah mengerjakan qiyamul lail. Bagaimana ini bisa terjadi?
Qiyamul lail itu kebutuhan utama setiap orang Muslim. Apalagi, bagi aktivis Islam dan pengemban amanah agama yang berat; dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, jihad, dan menyuarakan kebenaran. Bukankah Allah Ta’ala berfirman di Al-Qur’an,

“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya). (Yaitu) seperduanya atau kurangi dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan perlahan-lahan.” (Al-Muzzamil: 14).

            Kenapa ada perintah seperti itu? Pertanyaan ini dijawab Al-Qur’an,

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan berat.” (Al-Muzzammil: 5).

Kami (Allah) akan berikan kepadamu amanah yang sulit, beban berat, dan perintah-perintah yang membutuhkan tekad kuat dan semangat tinggi. Itulah amanah yang ditolak langit dan bumi, sebab merasa tidak mampu mengembannya, lalu dibebankan di pundak manusia. Siapa sih yang mampu mengerjakan tugas-tugas dakwah, tarbiyah, amar ma’ruf nahi munkar, dan jihad, tanpa bekal yang bisa ia gunakan dalam perjalanannya menuju Allah Ta’ala? Tanpa bekal, perjalanannya terhenti di separoh perjalanan dan ia mati di tempat-tempat bahaya, sebelum tiba di tempat tujuan.
Sekolah qiyamul lail adalah sekolah paling agung, tempat orang Muslim men-tarbiyah dirinya, terkenal dengan Tuhannya, memahami seluruh makna nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Qiyamul lail sekolah untuk belajar khusyuk, tunduk, merendahkan diri dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Karena itu, qiyamul lail masuk dalam seluruh syariat, tanpa pengecualian.
Ketahuilah wahai aktivis Islam, bahwa ketundukan Anda pada malam hari adalah kunci kebesaran Anda di siang hari, sujud Anda pada malam hari adalah jalan kemuliaan Anda pada siang hari, senjata kemenangan Anda atas musuh-musuh Anda, rahasia kesuksesan Anda di dakwah, amar ma’ruf nahi munkar, dan jihad Anda.
Sulaiman Al-Halbi mengerjakan qiyamul lail sebulan penuh di Masjid Al-Azhar, sebelum membunuh Cliber. Ketika mengerjakan qiyamul lail, Sulaiman Al-Halbi berdoa kepada Allah Ta’ala dengan khusyuk, agar Dia memberinya kemudahan dalam membunuh musuh-Nya, Cliber. Ketika itu, Sulaiman Al-Halbi hanya punya senjata satu pisau, tidak lebih dari itu. Allah Ta’ala memberi kemudahan kepadanya. Ia dapat membunuh Cliber, komandan perang Perancis terkenal kedua setelah Napoleon dan koman dan invasi Perancis ketika itu. Selain Cliber, banyak tentara Perancis yang terluka, termasuk aktor invasi Peracis. Itu semua dilakukan satu pahlawan Islam, di markas pasukan Perancis.
Sedang Shalahuddin Al-Ayyubi, dengan instingnya yang Islami dan sensitif, serta pemahamannya mendalam tentang Islam, ia tahu bahwa qiyamul lail itu kunci utama kemenangan atas musuh. Ia tahu qiyamul lail adalah senjata ampuh di perang dan tidak punya tandingannya pada musuh. Karena itu, jika ia berjalan melewati kemah anak buahnya pada malam hari dan melihat tidak ada yang mengerjakan qiyamul lail di dalamnya, maka ia membangunkan mereka dan memarahi mereka, dengan berkata, “Saya khawatir kita diserang musuh malam ini dari kemah ini.” Ini pemahaman tinggi tentang Islam yang agung. Shalahuddin Al-Ayyubi menganggap tidak qiyamul lail sebagai celah, yang lebih berbahaya dari celah di benteng dan musuh bisa menyerang dari celah tersebut.
Semoga Allah Ta’ala merahmatimu, wahai Khalid! Betul, kaum Muslimin tidak menang atas musuh mereka dengan senjata dan pasukan banyak. Namun, dengan agama ini, di mana mereka atas musuh dengan ketaatan mereka kepada-Nya dan kemaksiatan musuh mereka. Kunci kemenangan itu terletak di tunduk dan khusyuk kepada Allah Ta’ala.
Sejak permulaan jihad hingga bertemu Allah Ta’ala, Khalid dan rekan-rekannya mengerjakan qiyamul lail dan berpuasa di siang hari. Mereka mengerjakan qiyamul lail berjam-jam dan membaca banyak surat Al-Qur’an ketika mengerjakan qiyamul lail. Seorang dari mereka suaranya merdu ketika membaca Al-Qur’an. Ia menangis dan membuat yang lain menangis. Mereka semua teladan dalam hal qiyamul lail, puasa, dan ibadah-ibadah lain, bagi siapa saja yang kenal mereka. Siapa pun yang pernah berinteraksi dengan mereka saat itu berkomentar, “Khalid dan rekan-rekannya seperti para malaikat dalam wujud manusia.” Karena saking banyaknya ibadah dan ketinggian spiritual mereka, maka mereka seperti mendaki ke langit, sementara mereka berada di bumi. Barangkali, ini dan sebab-sebab lain kunci sukses salah satu operasi jihad di abad ini. Allah Ta’ala menjadikan mereka diterima manusia di bumi. Siapa pun mencintai Khalid dan rekan-rekannya. Bahkan, musuh-musuh harakah (gerakan) Islam menghormati Khalid dan rekan-rekannya. Mereka merasakan bahwa Khalid dan rekan-rekannya adalah karunia Allah Ta’ala untuk mereka.
Seorang ulama aktivis Islam, sesuai penglihatanku dan penglihatan aktivis lainnya, tidak pernah meninggalkan qiyamul lail satu malam pun. Setiap malam, ia mengerjakan qiyamul lail sebanyak sebelas raka’at dan meng-khatam-kan Al-Qur’an. Ia tingkatkan frekwensi ibadahnya ini pada bulan Ramadhan. Padahal, ia lanjut usia, menderita diabetis, dan lain-lain. Kita, kaum muda, menderita diabetis, dan lain-lain. Kita, kaum muda, kelelahan jika shalat di belakangnya. Itulah yang terjadi, kendati kita saat itu akan masuk rumah sakit selama beberapa hari. Ikhwah aktivis Islam yang pernah tinggal satu rumah dengannya tidak sanggup mengerjakan qiyamul lail setiap malam. Pada suatu hari, setelah ulama itu keluar dari penjara, saya berkata, “Menurut hemat saya, penyebab paling penting selamatnya ulama ini ialah ia rajin mengerjakan qiyamul lail dan berpuasa di siang hari. Padahal, ia sudah berkali-kali dilarang dokter untuk berpuasa dan mengalami kehausan yang laur biasa akibat penyakit diabetis.”
Saya berkata lagi, “Barangkali, kunci rahasia kekuatan ulama itu dalam melawan kebatilan, kemampuannya menanggung penderitaan dan siksa, padahal ia berusia lebih dari lima puluh tahun, matanya buta, dan menderita banyak penyakit, ialah ia rajin mengerjakan qiyamul lail menguatkan hati, menumbuhkan semangat tinggi, dan ketinggian di jiwa. Kadang, Anda melihat seseorang lemah dan kurus, tapi ia punya tekad yang bisa meruntuhkan gunung dan menjebol tembok. Ia punya semangat seperti itu, karena selalu tunduk kepada Allah Ta’ala, khusyuk, dan takut kepada-Nya saja.”
            Setiap aktivis Islam harus menghayati sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam,

“ Penyejuk matamu diletakkan di shalat.” (Diriwayatkan An-Nasai, Ahmad, dan     Al-Hakim).

            Seorang generasi salaf berkata, “ Aku senang jika malam datang. Sebab, hidupku terasa hikmat dengannya dan mataku terhibur dengannya, sebab dapat bermunajat kepada Dzat, yang aku sangat suka mengabdi dan tunduk di depan-nya,”
            Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu membagi malamnya menjadi tiga bagian: untuk dirinya, istri, dan putrinya. Hingga ketiganya bisa mengerjakan qiyamul lail. Qiyamul lail itu hiburan setiap aktivis Islam ketika ia pun banyak masalah dan kendala, atau mendapatkan penentangan, atau menerima musibah, atau ditangkap musuh. Dengan qiyamul lail, ia dapat berdiri di depan tuhannya dan pemiliknya, yang punya segala sesuatu dan jika menghendaki sesuatu, maka cukup berfirman, “Jadilah,” maka sesuatu itu menjadi ada. Ya, ia dapat berdiri di depan Allah Ta’ala, berdoa dan berharap kepada-Nya, mengadukan segala kesedian dan kegalauan kepada-Nya, minta pertolongan dan perlindungan kepada-Nya. Lalu, munajat ini menghilangkan seluruh duka dan kesediannya. Bagaimana tidak, wong ia melimpahkan urusannya kepada pemilik kerajaan, langit, dan bumi?
            Setiap aktivis Islam harus tahu bahwa kekhusyukan dan ketundukannya kepada Allah Ta’ala pada malam hari itu membuka pintu segala urusan dan hati. Juga penyebab terpenting ia diterima di bumi, lalu banyak orang dapatkan petunjuk, hanya dengan sebab sepele dan sederhana. Terkadang, pada waktu tertentu, hal itu terjadi tanpa sebab. Siapa memaksimalkan waktu malamnya, ia dilindungi di siang harinya. Dan, siapa memaksimalkan waktu siang, ia dijaga pada malam hari.
            Akhi, aktivis Islam, qiyamul lail itu sekolah paling bonafide, yang akan mengajari Anda berhati tipis, mentarbiyah mata Anda mengucurkan airmata taubat, ke khusyukan, dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Juga memberi Anda spirit baru untuk beramal demi Islam dan bekal agung, yaitu tawakkal kepada-Nya. Juga memberi Anda keberanian melawan musuh-musuh Islam. Qiyamul lail membuat hati Anda kuat dan subur dengan imam. Hati adalah raja organ tubuh dan organ tubuh adalah pasukan. Jika raja baik dan kuat, maka pasukannya kuat dan menang. Begitu juga sebaliknya. Manusia berjalan kepada Allah Ta’ala dengan hatinya, bukan dengan organ tubuhnya, seperti dikatakan ulama.
            Sebagian orang berkata, “Saya sibuk menangani banyak agenda amal Islam dan tidak ada waktu lagi untuk mengerjakan qiyamul lail.” Untuk mereka, saya katakan kalian harus tahu dua hal berikut:
1. Qiyamul lail adalah amal untuk Islam. Bahwa, amal utama dan kebutuhanya. Qiyamul lail itu salah satu sarana penyiapan senjata secara efektif untuk gerakan dakwah dan negara Islam.
2. Setiap aktivis harus mengerjakan qiyamul lail, kendati hanya beberapa raka’at. Jika ia punya waktu luang dan badannya sehat, ia mengerjakanya lebih lama, dengan membaca satu juz Al-Quran, misalnya, dan banyak berdoa ketika sujud, serta membaca  dzikir-dzikir lainnya.
Jika ia tidak punya waktu memadahi, atau badannya kurang fit, ia mengerjakan qiyamul lail beberapa raka’at, atau mengerjakan sebelas raka’at, tapi bacaan setiap raka’atnya tidak panjang. Sedangkan ia tidak mengerjakan qiyamul lail terus-menerus atau disebagian besar malamnya, maka ini tidak benar.
Aktivis Islam harus tahu bahwa jika seluruh kader dakwa mengerjakan qiyamul lail secara rutin saat senang, susah, sibuk, dan malas, maka gerakan dakwa punya prestasi besar, mengerjakan salah satu aktivitas Islam yang agung, dan bisa jadi amal itu lebih agung dari pada amal-amal lainya.
Saya ingatkan, bahwa mengerjakan dua hal sekaligus, yaitu beramal untuk Islam dengan serius dan mengerjakan qiyamul lail secara intens, itu membutukan semangat baja dan perasaan kuat dari setiap aktivis Islam bahwa itu urgen. Setiap aktivis harus ingat perkataan Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu, “Jika aku tidur malam hari, maka itu berarti aku menyia-nyiakan diriku. Dan, jika aku tidur siang hari, maka berarti aku menelantarkan rakyatku.” Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu dikenal rajin mengerjakan qiyamul lail dengan maksimal, padahal ia orang super sibuk, sebab penguasa dunia ketika itu. Karena besarnya perhatian Umar bin khaththab Radhiyallahu Anhu kepada qiyamul lail maka banyak sahabat dan tabi’in ingin menirunya dan menanyakan qiyamul lail setelan ia meninggal dunia. Bahkan, ada salah seorang sahabat menikahi salah satu mantan istri Umar bin Khaththab Radiyallahu Anhu, hanya karena ingin tahu sejauh mana qiyamul lial-nya Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu, lalu ia bisa menirunya.
Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu, yang merupakan khalifah kaum Muslimin dan penguasa dunia pada zamannya biasa meng-khatam-kan Al-Qur’an dalam tempo satu malam.
Abdullah bin Az-Zubair Radhiyallahu Anhu juga seperti itu, kendati tugasnya banyak belum dan sesudah menjadi pemimpin. Ibunya, Asma’ Radhiyallahu Anha, berkata, “Abdullah bin Az-Zubair rajin mengerjakan qiyamul lail, berpuasa di siang hari, dan dijuluki merpati masjid.
Kenapa kita pergi jauh-jauh? Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam super sibuk mengurus umat beliau, berjihad melawan musuh-musuh Islam sepanjang hidup, bekerja, berdakwah, mengajari umat, dan men tarbiyah para sahabat. Kendati demikian. Beliau tetap mengerjakan qiyamul lail sebelas atau tiga belas raka’at. Jika beliau sakit atau punya kendala, beliau mengerjakan pada siang hari.
Aktivis Islam, dai, pelaku gerakan amar ma’ruf nahi munkar, dan mujahid harus meneladani guru dan komandan agung mereka, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Kesimpulannya, qiyamul lail itu pohon besar dan daunnya rimbun. Pohon tersebut menaungi hati dan tubuh sekaligus, serta selalu berbuah atas izin Allah Ta’ala.

Jika anda menyukai artikel ini, silahkan di link balik dengan menyertakan link berikut di situs anda . Terima kasih.


0 komentar:

Posting Komentar

Tutur Kata Cerminan Pribadi Anda

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons