Rasulullah SAW dalam mengemban tugas dakwah Islam di
masyarakat, telah dibekali 4 sifat luar biasa pengaruhnya guna mewujudkan
perubahan pada kebaikan ketika berbagai bentuk keserakahan, kesewenangan dan
kebohongan begitu kuat mendominasi kehidupan jahiliyah.
Namun, Rasulullah mampu konsisten dengan empat
sifatnya, yaitu:
- Shiddiq, benar perkataan dan perbuatan, apa yang diucapkan dan dilakukan adalah sama, bukanlah ketidakjujuran atau kebohongan apa yang dilakukannya.
- Amanah, terpercaya atau dapat dipercaya, bukanlah pengkhianat yang lalai dari amanat.
- Fathonah, cerdas, tidaklah mungkin Nabi Muhammad SAW itu bodoh yang tidak mengerti apa-apa.
- Tabligh, menyampaikan wahyu, tidak ada yang disembunyikan apa yang disampaikan.
Semuanya
dilakukan untuk mengajak pada kebenaran karena saat itu sudah tidak ada bedanya
antara yang haq dan yang bathil, justru para elite menjadi pelopor
mengkampanyekan kebathilan secara brutal dan liar. Keberadaan Rasulullah
Muhammad SAW yang berada di tengah pusaran kejahiliyaan tentunya mendapat
perlakuan yang kasar, keras, dan kejam, sehingga ayat di bawah ini menjadi
penenang dan harapan untuk terus termotivasi melakukan kebenaran.
“Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya. Itulah keberuntungan yang paling besar".” (QS. Al Maidah: 119)
Saat ini seringkali kita saksikan berbagai benturan
antara kepentingan menegakkan kejujuran atau memenangkan kebohongan, maka
sebagai manusia yang telah diberikan kebebasan untuk memilih bukan berarti
bebas memilih tanpa petunjuk wahyu-Nya, karena melalui petunjuk wahyu-Nya
itulah kita akan menjadi pribadi yang sadar akan tugas kemuliaan, sedang jika
kita berpaling dari petunjuk wahyu-Nya berarti kita berada dalam kehinaan yang
sehina-hinanya, karena berbagai potensi dirinya ditelantarkan dan lebih
mementingkan nafsunya.
Kejujuran dan kebohongan adalah dua sifat manusia
yang sangat bertolak belakang sehingga implikasi dari perbuatan tersebut juga
berbeda. Kejujuran membawa kebahagiaan yang sesungguhnya karena memang selalu
berorientasi pada kebenaran yang senantiasa diperjuangkan untuk dimenangkan
meski banyak tantangan. Sedangkan, kebohongan membawa kebahagiaan yang semu dan
rapuh karena memang orientasi hidupnya untuk kesalahan meski direkayasa
sehingga dianggap benar, maka kegelisahanlah yang menghantuinya karena hidupnya
telah menciderai nilai-nilai kemanusiaan.
Dan saat inipun kejahiliyaan itu berkibar kembali
untuk merusak tatanan guna menjungkirbalikkan tata nilai dan kemanusiaan
melalui tindakan ketidakjujuran yang terus dibanggakan. Apa jadinya kehidupan
ini jika kebohongan dijadikan pijakan dan kebajikan, tentunya akan
menghancurkan kehidupan itu sendiri, maka sungguh berbahagialah mereka yang
konsisten memperjuangkan kejujuran sebagai pilihan hidupnya untuk meraih
kebahagiaan, kemenangan, dan kemuliaan. Singkirkan kebohongan karena berakibat
menghancurkan kemuliaan, dan perjuangkan kejujuran itu karena termasuk
kemuliaan yang dapat meraih kemenangan.
Oleh : Drs.
Andi Hariyadi, M.Pd.I.
Editor : Syamsi
Jika anda menyukai artikel ini, silahkan di link balik dengan menyertakan link berikut di situs anda . Terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar
Tutur Kata Cerminan Pribadi Anda