Siapa yang tidak kenal Fir’aun. Seorang raja terkuat
dan terbesar kekuasaannya di Mesir pada era Nabi Musa dan Nabi Harun. Dia
adalah raja diktator, kejam, dan sangat takabbur, hingga mengatasnamakan
dirinya sebagai Tuhan yang Paling Tinggi. Artinya disamping raja, dia juga
mengaku sebagai Tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya berikut
perintah-perintahnya. Oleh karena itu, jika ada rakyat yang tidak patuh
terhadap Fir’aun, maka akan diberi hukuman yang sadis dan bahkan bisa
menghabisi nyawa rakyat yang dianggap menentangnya.
Suatu saat Fir’aun bermimpi melihat sebuah pohon
besar yang kokoh dan sangat rimbun daunnya seperti pohon beringin. Tiba-tiba
pohon tersebut kering dan mati yang diakibatkan oleh suatu tanaman sejenis
sirih yang merambat di pohon tersebut. Seketika itu pula, ketika dia bangun,
sang raja terus memikirkan hal itu dan mencoba menanyakan kepada seorang juru
ramal kerajaan untuk menjelaskan makna dari mimpi tersebut.
Oleh seorang juru ramal tersebut memperingatkan
kepada sang raja untuk ekstra waspada terhadap kerajaannya karena dalam mimpi
tersebut menjelaskan bahwa dalam waktu dekat akan lahir bayi dari rakyat biasa
dan lemah yang kelak akan menumbangkan kekuasaan Fir’aun. Seketika itu pula,
Fir’aun merasa panik setelah mendengar perkataan juru ramal tersebut dan
mengumpulkan para pasukannya untuk mengadakan operasi mendadak kepada para ibu
yang telah melahirkan anak. Jika bayi yang dilahirkan perempuan, maka
dibiarkan. Sebaliknya, jika bayi yang dilahirkan laki-laki akan dikumpulkan
menjadi satu dan di bawa ke istana kerajaan. Sejumlah bayi yang masih suci
tersebut lalu disembelih satu persatu dengan sangat sadis, sehingga darah segar
para bayi itu mengalir deras ke laut merah.
Fir’aun membantai bayi laki-laki tak berdosa
tersebut bukan karena tidak sayang pada bayi, juga bukan karena faktor
kesalahan si bayi, namun karena takut kehilangan jabatan dan kedudukan empuk
yang amat dicintainya. Walaupun, tidak semua bayi tersebut kelak akan menjadi
musuh bagi sang raja, namun tetap dibunuh secara massal agar tidak ada satu pun
bayi yang bisa menggeser kedudukannya.
Tapi, apapun usaha Fir’aun untuk mempertahankan
kekuasaannya, tetap saja akhirnya dia tumbang dengan cara mengenaskan. Dia
bersama bala tentara yang sangat dibanggakannya tenggelam di laut merah (laut
yang pernah dia jadikan tempat pembantaian bayi-bayi suci).
Apakah generasi Fir’aun masih ada di zaman sekarang?
Generasi yang sama persis dengan Fir’aun memang tidak ada. Namun, yang mirip
dengan cara-cara Fir’aun dalam mempertahankan jabatan dan kekuasaan cukup
banyak jumlahnya. Membunuh secara fisik memang jarang dilakukan, tapi membunuh
karakter dengan menyingkirkan kelompok yang berbeda pendapat sering dijumpai di
kehidupan kita seperti di kalangan politisi, birokrasi, pengusaha, dan bahkan
merambah di kalangan organisasi bernafaskan islam. Musyawarah yang merupakan
cara terbaik dalam Islam untuk menyelesaikan berbagai persoalan, kini berganti
dengan lobby ala partai penguasa, voting, dan lain-lain seperti dalam firman
Allah sebagai berikut.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran: 159)
Semoga apa yang kita lakukan, seperti dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam berorganisasi, ataupun kepentingan-kepentingan
yang lainnya selalu kita sertai dengan pola perilaku yang sudah dicontohkan
oleh Nabi kita Rasulullah Muhammad SAW dengan menghilangkan pola perilaku yang
menyimpang atau yang condong ke arah sifat-sifat yang dimiliki Fir’aun.
Oleh : Drs.
H. Syamsun Aly, M.A.
Editor : Syamsi
Jika anda menyukai artikel ini, silahkan di link balik dengan menyertakan link berikut di situs anda . Terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar
Tutur Kata Cerminan Pribadi Anda